Jumat, 16 Desember 2011

INTERVENSI KEPERAWATAN (PNEUMONIA TEGANGAN)

1.      
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan inflamasi trakeobronkial
Tujuan : jalan nafas kembali bersih dan efektif
INTERVENSI
RASIONAL
Kaji jumlah/kedalaman pernafasan dan pergerakan dada
Evaluasi awal untuk melihat kemajuan dari hasil intervensi yang telah dilakukan
Elevasi kepala, sering ubah posisi
Diafragma yang lebih rendah akan membantu dalam meningkatkan ekspansi dada, pengisian udara, mobilisasi
Bantu klien dalam melakukan teknik nafas dalam
Nafas dalam memfasilitasi ekspansi maksimum paru-paru/saluran udara kecil. Menahan dada akan membantu untuk mengurangi ketidaknyamanan dan posisi tegak lurus akan memberikan tekanan lebih untuk batuk


Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran alveolar kapiler dan gangguan kapasitas pengangkutan oksigen dalam darah
Tujuan : pertukaran gas dapat teratasi
INTERVENSI
RASIONAL
Observasi warna  kulit, membran mukosa dan kuku, catat adanya sianosis perifer (kuku) atau sianosis pusat
Sianosis kuku menggambarkan vasokonstriksi atau respon tubuh terhadap demam
Pertahankan bedrest. Anjurkan klien untuk menggunakan teknik relaksasi dan aktivitas diversi (hiburan)
Mencegah kelelahan dan mengurangi konsumsi oksigen untuk memfasilitasi resolusi infeksi
Kaji tingkat kecemasan. Anjurkan untuk menceritakan secara verbal. Monitor keadaan klien sesering mungkin, atur pengunjung untuk tinggal bersama klin
Kecemasan merupakan manifestasi dari psikologis respon terhadap hipoksia. Memberikan ketentraman dan meningkatkanperasaan aman akn mengurangi masalah psikologis.
Kolaborasi
Berikan terapi oksigen sesuai kebutuhan, misal nasal prong atau masker

Pemberian terapi oksigen untuk memelihara PaO2 diatas 60mmHg, oksigen yang diberikan sesuai dengan toleransi dari klien


Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi parenkim paru, reaksi seluler untuk mengeluarkan toksin dan betuk presisten
Tujuan : nyeri dapat teratasi
INTERVENSI
RASIONAL
Tentukan karakteristik nyeri
Nyeri dada biasanya timbul dalam beberapa tingkatan, dapat juga menunjukkan adanya komplikasi dari pneumonia
Berikan tindakan kenyamanan misal back rubs, perubahan posisi, musik lembut
Nonanalgesik tindakan dengan sentuhan akan meringankan ketidaknyamanan dan memberikan efek terapi analgesik
Kolaborasi
Berikan anlgesik dan antitusif atas indikasi
Obat ini digunakan untuk menekan batuk nonproduktif dan mereduksi mukus yang berlebih


Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang banyak (demam, pernaafasan mulut) dan penurunan intake oral
Tujuan : mendemonstrasikan keseimbangan cairan dengan tanda-tanda normal misal membrab mukosa lembab, tanda vital stabil dan capillary refill cepat kembali
INTERVENSI
RASIONAL
Kaji turgor kulit, kelembaban dari membran mukosa (bibir,lidah)
Indikator langsung terhadap kekuatan volume cairan, meskipun membran mukosa mulut yang kering bisa dikarenakan pernapasan mulut dan oksigen suplemen
Monitor intake dan output, catat warna dan karakter urine. Jumlahkan balance cairan. Perhatikan terhadap IWL
Memberikan informasi tentang adekuat volume cairan dan kebutuhan unruk penggantian
Berikan cairan +2500 ml/hari atau sesuai kebutuhan individu
Untuk mengembalikan pada kebutuhan cairan tubuh normal mengurangi risiko dehidrasi

PNEUMONIA TEGANGAN


A.    PENGERTIAN

Pneumonia tegangan terjadi karena infeksi virus patogen,Terjadi sekunder terhadap cedera tumpul atau penetrasi dari paru-paru yang menghasilkan katup satu arah yang diciptakan. Kebocoran udara dari paru-paru keluar ke rongga pleura dan tidak dapat melarikan diri, sehingga tekanan intrapleural meningkat. Tekanan Intrapleural akhirnya meningkat ke titik di mana itu mengganggu aliran balik vena, sehingga darah menggenang di pembuluh kapasitansi dengan kolaps kardiovaskular berikutnya dan shock.


B.     ANATOMI FISIOLOGI

Pada Bronko pneumonia yang terganggu adalah bronki dan alveoli. Bronkus mempunyai cincin tulang rawan dan lapis mukosanya yang mengandung cilia. Bronkus kanan lebih besar, lebih tegak dan lebih pendek. Oleh karena itu benda-benda asing akan lebih mudah terbawa ke dalam bronkus lkanan. Bronkus bercabang- cabang menjadi bronkiolus (pada kiri dua buah dan pada kanan tiga buah) untuk setiap lobus paru-paru, karena paru kiri terdiri atas dua lobus sedangkan paru kanan terdiri atas tiga lobus.
Bronkiolus terbagi menjadi bronchi segmentarum untuk setiap segmenta (kiri delapan semen dan kanan sepuluh segmenta) “Bronkopulmonary segment”. Bronchi segmentorium kemudian bercabang menjadi bronchioli pengantar yang kemudian menjadi bronchioli respiratori.Pada ujung bronchioli respiratori terdapat kantong udara yaitu alveoli.
Dalam setiap paru-paru terdapat sekitar 300 juta alveolus, karena alveolus pada hakikatnya merupakan suatu gelembung gas yang dikelilingi oleh jalinan kapiler, maka batas antara cairan dan gas membentuk suatu tegangan permukaan yang cenderung mencegah pengembangan pada waktu ekspirasi. Tetapi untunglah alveolus dilapisi oleh zat lipoprotein yang dinamakan surfactan, yang dapat mengurangi tegangan permukaan dan mengurangi resistensi terdapat pengembangan pada waktu inspirasi, dan mencegah kolaps alveolus pada waktu ekspirasi. Defisiensi surfactan dianggap sebagai faktor penring pada patogenesis sejumlah penyakit paru-paru.


C.     PATOFISIOLOGI















Inhalasi mikroba dg jalan mll udara, aspirasi 
organisme dari nasofaring dan  hematogen
 



Nyeri dada, panas dan demam, anoreksia
 

Nyeri pleuritis
 

Reaksi inflamasi hebat
 




Membran paru-paru meradang&berlubang
 

 











D.    ETIOLOGI

1.      Streptococcus pneumonia
2.      Kuman patogen menyebar ke paru-paru


E.     TANDA DAN GEJALA

1.      Demam 390-400C
2.      Takikardi
3.      Tachypnea
4.      Hipoksia
5.       Hipotensi
6.      Malaise
7.      Batuk


F.      PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1.      Kultur Sputum
Diketahui dari warna sputum
a.       Jernih               : proses non-infeksi
b.      Kuning krim    : stafilococcus pneumonia
c.       Hijau               : pseudomonas pneumonia
d.      Current jelly    : klebisela pneumonia
e.       Berkarat          : pneumococcal pneumonia
2.      Rontgen thorak
Menunjukkan konsolidasi lebar
3.      ABGs
Abnormalitas mungkin timbul bergantung pada luasnya kerusakan paru



G.    PENATALAKSANAAN MEDIS

1.      Thorakosintesis
Mengkonfirmasikan kecurigaan pneumotoraks atau hydrothoraxdan terapeutik (menghilangkan pneumotoraks dan meningkatkan aliran balik vena). Menggunakan jarum 20 g di ruang intercostal 7 atau 8. Setelah ruang pleura telah dievakuasi, jika pneumotoraks berulang atau terus-menerus, thoracostomy tabung harus dilakukan.
2.      Terapi Oksigen
Menolong pasien untuk bernafas dan mengembangkan dada untuk meningkatkan ventilasi


H.    ASUHAN KEPERAWATAN

1.      DIAGNOSA KEPERAWATAN
1)      Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan inflamasi trakeobronkial
2)      Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran alveolar kapiler dan gangguan kapasitas pengangkutan oksigen dalam darah
3)      Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi parenkim paru, reaksi seluler untuk mengeluarkan toksin dan betuk presisten
4)      Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang banyak (demam, pernaafasan mulut) dan penurunan intake oral