Kamis, 15 Desember 2011

INTERVENSI KEPERAWATAN & PROGNOSIS (FRAKTUR IGA)


INTERVENSI KEPERAWATAN

Nyeri akut berhubungan dengan spasme otot, gerakan fragmen tulang, edema, cedera jaringan lunak, pemasangan traksi, stress/ansietas
Tujuan : nyeri berkurang atau hilang dengan menunjukkan tindakan santai, mampu berpartisipasi dalam beraktivitas, tidur, istirahat dengan tepat, menunjukkan penggunaan keterampilan relaksasi dan aktivitas trapeutik sesuai indikasi untuk situasi individual
INTERVENSI
RASIONAL
Pertahankan imobilasasi bagian yang sakit dengan tirah baring, gips, bebat dan atau traksi
Mengurangi nyeri dan mencegah malformasi.

Tinggikan posisi ekstremitas yang terkena
Meningkatkan aliran balik vena, mengurangi edema/nyeri.
Lakukan dan awasi latihan gerak pasif/aktif
Mempertahankan kekuatan otot dan meningkatkan sirkulasi vaskuler.
Lakukan tindakan untuk meningkatkan kenyamanan (masase, perubahan posisi)
Meningkatkan sirkulasi umum, menurunakan area tekanan lokal dan kelelahan otot
Ajarkan penggunaan teknik manajemen nyeri (latihan napas dalam, imajinasi visual, aktivitas dipersional
Mengalihkan perhatian terhadap nyeri meningkatkan kontrol terhadap nyeri yang mungkin berlangsung lama.
Lakukan kompres dingin selama fase akut (24-48 jam pertama) sesuai keperluan
Menurunkan edema dan mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi pemberian analgetik sesuai indikasi.
Menurunkan nyeri melalui mekanisme penghambatan rangsang nyeri baik secara sentral maupun perifer.


Risiko disfungsi neurovaskular perifer berhubungan dengan penurunan aliran darah (cedera vaskuler, edema, pembentukan trombus)
Tujuan : menunjukkan fungsi neurovaskuler baik dengan kriteria akral hangat, tidak pucat dan syanosis, bisa bergerak secara aktif
INTERVENSI
RASIONAL
Dorong klien untuk secara rutin melakukan latihan menggerakkan jari/sendi distal cedera.
Meningkatkan sirkulasi darah dan mencegah kekakuan sendi.
Hindarkan restriksi sirkulasi akibat tekanan bebat/spalk yang terlalu ketat
Mencegah stasis vena dan sebagai petunjuk perlunya penyesuaian keketatan bebat/spalk.
Pertahankan letak tinggi ekstremitas yang cedera kecuali ada kontraindikasi adanya sindroma kompartemen.

Meningkatkan drainase vena dan menurunkan edema kecuali pada adanya keadaan hambatan aliran arteri yang menyebabkan penurunan perfusi.
 Berikan obat antikoagulan (warfarin) bila diperlukan.

Mungkin diberikan sebagai upaya profilaktik untuk menurunkan trombus vena
Pantau kualitas nadi perifer, aliran kapiler, warna kulit dan kehangatan kulit distal cedera bandingkan dengan sisi yang normal
Mengevaluasi perkembangan masalah klien dan perlunya intervensi sesuai keadaan klien.

Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan aliran darah, emboli, perubahan membran alveolar/kapiler (interstisial,edema paru,kongesti)
Tujuan : Klien akan menunjukkan kebutuhan oksigenasi terpenuhi dengan kriteria klien tidak sesak nafas, tidak cyanosis analisa gas darah dalam batas normal
INTERVENSI
RASIONAL
Instruksikan/bantu latihan napas dalam dan latihan batuk efektif.
Meningkatkan ventilasi alveolar dan perfusi.
Lakukan dan ajarkan perubahan posisi yang aman sesuai keadaan klien.
Reposisi meningkatkan drainase sekret dan menurunkan kongesti paru.
Kolaborasi pemberian obat antikoagulan (warvarin, heparin) dan kortikosteroid sesuai indikasi.


Mencegah terjadinya pembekuan darah pada keadaan tromboemboli. Kortikosteroid telah menunjukkan keberhasilan untuk mencegah/mengatasi emboli lemak.
Analisa pemeriksaan gas darah, Hb, kalsium, LED, lemak dan trombosit

Penurunan PaO2 dan peningkatan PCO2 menunjukkan gangguan pertukaran gas; anemia, hipokalsemia, peningkatan LED dan kadar lipase, lemak darah dan penurunan trombosit sering berhubungan dengan emboli lemak.
Evaluasi frekuensi pernapasan dan upaya bernapas, perhatikan adanya stridor, penggunaan otot aksesori pernapasan, retraksi sela iga dan sianosis sentral.
Adanya takipnea, dispnea dan perubahan mental merupakan tanda dini insufisiensi pernapasan, mungkin menunjukkan terjadinya emboli paru tahap awal


Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan rangka neuromuskuler, nyeri, terapi restriktif (imobilisasi)
Tujuan : Klien dapat meningkatkan/mempertahankan mobilitas pada tingkat paling tinggi yang mungkin dapat mempertahankan posisi fungsional meningkatkan kekuatan/fungsi yang sakit dan mengkompensasi bagian tubuh menunjukkan tekhnik yang memampukan melakukan aktivitas
INTERVENSI
RASIONAL
Pertahankan pelaksanaan aktivitas rekreasi terapeutik (radio, koran, kunjungan teman/keluarga) sesuai keadaan klien.
Memfokuskan perhatian, meningkatakan rasa kontrol diri/harga diri, membantu menurunkan isolasi sosial.
Bantu latihan rentang gerak pasif aktif pada ekstremitas yang sakit maupun yang sehat sesuai keadaan klien.

Meningkatkan sirkulasi darah muskuloskeletal, mempertahankan tonus otot, mempertahakan gerak sendi, mencegah kontraktur/atrofi dan mencegah reabsorbsi kalsium karena imobilisasi.
Berikan papan penyangga kaki, gulungan trokanter/tangan sesuai indikasi.
Mempertahankan posis fungsional ekstremitas.

Bantu dan dorong perawatan diri (kebersihan/eliminasi) sesuai keadaan klien.
Ubah posisi secara periodik sesuai keadaan klien.

Meningkatkan kemandirian klien dalam perawatan diri sesuai kondisi keterbatasan klien.
Menurunkan insiden komplikasi kulit dan pernapasan (dekubitus, atelektasis, penumonia)
Dorong/pertahankan asupan cairan 2000-3000 ml/hari.

Mempertahankan hidrasi adekuat, mencegah komplikasi urinarius dan konstipasi.
Berikan diet TKTP.


Kalori dan protein yang cukup diperlukan untuk proses penyembuhan dan mempertahankan fungsi fisiologis tubuh.
Kolaborasi pelaksanaan fisioterapi sesuai indikasi.

Kerjasama dengan fisioterapis perlu untuk menyusun program aktivitas fisik secara individual.

Risiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan primer (kerusakan kulit, trauma jaringan lunak, prosedur invasif/traksi tulang)
Tujuan : Klien mencapai penyembuhan luka sesuai waktu, bebas drainase purulen atau eritema dan demam
INTERVENSI
RASIONAL
Lakukan perawatan pen steril dan perawatan luka sesuai protokol
Mencegah infeksi sekunderdan mempercepat penyembuhan luka
Ajarkan klien untuk mempertahankan sterilitas insersi pen.
Meminimalkan kontaminasi.


Kolaborasi pemberian antibiotika dan toksoid tetanus sesuai indikasi.


Antibiotika spektrum luas atau spesifik dapat digunakan secara profilaksis, mencegah atau mengatasi infeksi. Toksoid tetanus untuk mencegah infeksi tetanus.
Analisa hasil pemeriksaan laboratorium (Hitung darah lengkap, LED, Kultur dan sensitivitas luka/serum/tulang)


Leukositosis biasanya terjadi pada proses infeksi, anemia dan peningkatan LED dapat terjadi pada osteomielitis. Kultur untuk mengidentifikasi organisme penyebab infeksi.
Observasi tanda-tanda vital dan  tanda-tanda peradangan lokal pada luka.
Mengevaluasi perkembangan masalah klien.



Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan fraktur terbuka pemasangan traksi, (pen, kawat, sekrup)
Tujuan : ketidaknyamanan hilang, menunjukkan perilaku tekhnik untuk mencegah kerusakan kulit/memudahkan penyembuhan sesuai indikasi, mencapai penyembuhan luka sesuai waktu/penyembuhan lesi terjadi
INTERVENSI
RASIONAL
Pertahankan tempat tidur yang nyaman dan aman (kering, bersih, alat tenun kencang, bantalan bawah siku, tumit).
Menurunkan risiko kerusakan/abrasi kulit yang lebih luas.

Masase kulit terutama daerah penonjolan tulang dan area distal bebat/gips.
Meningkatkan sirkulasi perifer dan meningkatkan kelemasan kulit dan otot terhadap tekanan yang relatif konstan pada imobilisasi.
Lindungi kulit dan gips pada daerah perianal
Mencegah gangguan integritas kulit dan jaringan akibat kontaminasi fekal
Observasi keadaan kulit, penekanan gips/bebat terhadap kulit, insersi pen/traksi.
Menilai perkembangan masalah klien


Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan salah interpretasi terhadap informasi, keterbatasan kognitif dan tidak adekuat tentang informasi yang ada
Tujuan : klien akan menunjukkan pengetahuan meningkat dengan kriteria klien mengerti dan memahami tentang penyakitnya
INTERVENSI
RASIONAL
Kaji kesiapan klien mengikuti program pembelajaran.

Efektivitas proses pemeblajaran dipengaruhi oleh kesiapan fisik dan mental klien untuk mengikuti program pembelajaran.
Diskusikan metode mobilitas dan ambulasi sesuai program terapi fisik.

Meningkatkan partisipasi dan kemandirian klien dalam perencanaan dan pelaksanaan program terapi fisik.
Ajarkan tanda/gejala klinis yang memerluka evaluasi medik (nyeri berat, demam, perubahan sensasi kulit distal cedera)
Meningkatkan kewaspadaan klien untuk mengenali tanda/gejala dini yang memerulukan intervensi lebih lanjut.
Persiapkan klien untuk mengikuti terapi pembedahan bila diperlukan.
Upaya pembedahan mungkin diperlukan untuk mengatasi maslaha sesuai kondisi klien.


 PROGNOSIS
Fraktur iga pada anak dengan tanpa komplikasi memiliki prognosis baik karena tulang iga anak-anak yang masih lentur hanya menyebabkan ruptur saja dibutuhkan benturan yang cukup kuat untuk menyebabkan fraktur pada tulang iga anak. Sedangkan Fraktur iga pada orang dewasa, penyambungan tulang relatif lebih lama dan biasanya disertai komplikasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar